angsana tua.
betapa rindang dengan guguran dedaunan.
cokelat di atas selimut rumput tebal.
angsana tua,
berlingkaran tahun lebih banyak
dibanding teman-temannya.
angsana tua
menaungi bangku taman berkorosi
di bawahnya.
ada aku yang trepekur di situ..
kutanya pada angsana tua,
adakah dia pernah merasa sepi?
jawabnya tidak.
selalu ada burung-burung
yang singgah dari penjelajahan
lalu kutanya kembali..
apa tak merasa kehilangan,
saat daun-daun berguguran?
itu cintaku, jawabnya.
dia pergi untuk tumbuh yang baru,
pucuk-pucuk menanti
ah, angsana tua..
seandainya perasaan bisa sebijaksana engkau..
hei, apakah kau punya perasaan?
aku tidak yakin..
keningmu berkerut,
angsana tua.. jawablah!
kenapa usiamu begitu lama?
sedang kebersamaan yang kurasa
di bangku yang kau naungi ini,
hanya sekejap?
kenapa usia mu begitu tua??
pohon angsana yang bijaksana..
seandainya semua lebih mudah.
cokelat di atas selimut rumput tebal.
angsana tua,
berlingkaran tahun lebih banyak
dibanding teman-temannya.
angsana tua
menaungi bangku taman berkorosi
di bawahnya.
ada aku yang trepekur di situ..
kutanya pada angsana tua,
adakah dia pernah merasa sepi?
jawabnya tidak.
selalu ada burung-burung
yang singgah dari penjelajahan
lalu kutanya kembali..
apa tak merasa kehilangan,
saat daun-daun berguguran?
itu cintaku, jawabnya.
dia pergi untuk tumbuh yang baru,
pucuk-pucuk menanti
ah, angsana tua..
seandainya perasaan bisa sebijaksana engkau..
hei, apakah kau punya perasaan?
aku tidak yakin..
keningmu berkerut,
angsana tua.. jawablah!
kenapa usiamu begitu lama?
sedang kebersamaan yang kurasa
di bangku yang kau naungi ini,
hanya sekejap?
kenapa usia mu begitu tua??
pohon angsana yang bijaksana..
seandainya semua lebih mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar